102 Ekor Ternak Mati, Bersama Tim Satgas Riau Sekda Kampar Buka Secara Resmi Sosialisasi PMK 

BANGKINANG -  Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini telah memakan Korban sebanyak 102 Ekor ternak yang terdiri dari Kerbau dan Sapi mati dan sebanyak 207 ekor ternak terpapar akibat serangan penyakit Mulut dan Kaki dan Ngorok. 
Tim Satgas PMK Provinsi Riau dan tim Satgas PMK Kampar mengambil tindakan dengan mengisolasi ternak yang saat ini masih sehat karena virus berkembang begitu cepat ditambah lagi dengan penyakit Ngorok, ini rupanya lebih kencang dan cepat dibanding PMK, penyakit Ngorok ini merupakan kasus tertinggi di Kampar. 

Demikian dikatakan Pj. Bupati Kampar Dr. H. Kamsol, MM yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar Drs. H. Yusri, M.Si pada saat membuka kegiatan sosialisasi penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang diadakan  di ruang rapat Lantai III Kantor Bupati Kampar di Bangkinang, Senin, 19/09. 

Hadir pada kesempatan tersebut Tim Satgas dari Provinsi Riau Drh. Revalita Budhiani dari dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Riau, Kombes Wemdri  Purbiantoro Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Riau, Kepala Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar Syahrizal, Kepala Dinas, Instansi terkait, Wakapolres Kompol Rachmat Muchamad Salihi, SIK, MH , Camat se Kabupaten Kampar. 

"Saat ini Jumlah Sapi dan Kerbau yang sudah terdampak sebanyak 278 Ekor dan sebanyak 102 Mati akibat PMK dan Ngorok" Kata Sekda Kampar Yusri. 

Penyakit Ngorok (tagere) atau nama lainnya penyakit Septicaemia Epizootica (SE) merupakan penyakit yang sering menyerang hewan/ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal.  

"Untuk Kabupaten Kampar paling banyak terjadi di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu, begitu juga dengan Kecamatan lain seperti Kuok dan Salo serta Kecamatan lainnya namun tingkat kematian masih rendah" Kata Yusri lagi. 

PMK Ini telah kita antisipasi sebelumnya termasuk dengan pendirian Posko Ternak di beberapa lokasi masuk Kampar, namun virus lain Ngorok lebih berbahaya dari PMK " Tegas Yusri. 

Harapan kita kepada Provinsi Riau terhadap pemilik Sapi dan Kerbau yang mati dapat dispensasi dari pemerintah walau sedikit namun ini dapat membantu peternak" Pinta Yusri. 

Bahaya Ngorok tiga hari terjanhkit ternak sudah mati, sementara PMK seminggu masih dapat bertahan" Kata Yusri lagi. 

Sementara itu tim Satgas dari Provinsi Riau Drh. Revalita Budhiani dari dinas peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Riau menyatakan  bahwa kasus PMK merupakan kasus yang telah terjadi di Indonesia, namun untuk Ngorok ini Kampar merupakan kasus pertama di Riau " Kata Revalita. 

Sementara itu yang juga dari Tim Satgas PMK Riau Kombes Wemdri  Purbiantoro, Direktur Pembinaan Masyarakat Polda Riau dalam arahan menyampikan bahwa sosialisai PMK di Kabupaten Kampar dapat berjalan dengan baik dan lancar. 

PMK ini bisa membunuh hewan, kami dari kepolisian mengharapkan kerjasama untuk dapat bahu membahu untuk memberikan pengertian kepada masyarakat sebagai perpanjangan tangan Satgas bahwa ini harus di obati dan di vaksin ikuti aturan pemerintah" Pinta Wemdi Purbiantoro. 

Sementara itu Syahrizal Kepala Dinas Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kampar menyatakan bahwa hari ini tim Satgas PMK Provinsi Riau dan Kabupaten Kampar melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan, Instansi dan OPD terkait" Kata Syahrizal. 

(*)

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait