Syahrul Aidi : Kampar Maju Jika Bisa Memproduksi Yang Dikonsumsi dan Mengkonsumsi Yang Diproduksi

Anggota DPR RI H Syahrul Aidi saat Memberikan sambutan pada acara HUT Kampar di DPRD Kampar, Kamis (6/2/2025)

BANGKINANG KOTA, DETAKKAMPAR.ID - Anggota DPR RI, H Syahrul Aidi Maazat diminta menyampaikan sambutan dalam sidang paripurna HUT Kabupaten Kampar ke 75, di gedung DPRD Kabupaten Kampar, Bangkinang Kota, Kamis (6/2/2025).

Dengan penuh semangat, legislator dapil Riau II ini memaparkan sejumlah isu-isu aktual dan harapan untuk kemajuan Kampar dimasa mendatang. 

Syahrul menyoroti pembangunan infrastruktur Kabupaten Kampar yang semakin maju dari hari ke hari. 

"Disatu sisi kita bahagia, tapi disisi lain, ada kegelisahan ada kesedihan yang muncul," ungkap Syahrul dalam sambutannya.

Ia mencontohkan pembangunan jalan TOL. Banyak masyarakat Kampar yang hanya baru bisa menikmati jalannya, tapi belum bisa berfikir bagaimana jalan TOL tersebut menjadi penunjang bagi meningkatkannya ekonomi.

Ia juga menyoroti tidak adanya perawatan dan pemeliharaan terhadap infrastruktur- infrastruktur yang telah dibangun. 

"Kita telah membangun drainase, semenisasi jalan, tapi tidak berapa lama setelah dibangun kondisinya tidak terawat dan rusak. Tidak ada pemeliharaan," ungkapnya.

Ia menekankan pentingnya membangun bukan hanya fisik, tapi juga non fisik. Ia pun mengutip lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya. 

"Ternyata kita tidak cukup hanya membangun infrastrukturnya, tapi juga harus membangun jiwanya. Seperti lirik lagu Indonesia Raya, Bangunlah Jiwanya Bangunlah Raganya," papar putera asli kelahiran Kampar ini.

Ia menyebut, Kampar akan maju, kalau bisa memproduksi apa yang dikonsumsi, dan mengkonsumsi apa yang diproduksi. 

Ia kemudian mencontohkan beberapa negara yang melakukan hal tersebut, seperti China dan Singapura.

"Apabila negeri itu tidak mampu memproduksi apa yang mereka konsumsi, maka negeri itu akan terjajah," paparnya.

Oleh karena, itu ia mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto, yang telah mencanangkan program swasembada pangan. 

"Dan kita tau bahwasanya Kampar ini pernah swasembada pangan. Pernah surplus dulunya. Tapi hari ini banyak lahan- lahan kita yang masih tidur, tidak tergarap, tidak memproduksi. Padahal memproduksi itu adalah pekerjaan yang baik," pungkasnya. (*)

Komentar Via Facebook :

Berita Terkait